26.11.08

Catatan tentang Ambient Media

Catatan ini bukan datang dari seorang ahli yang pinter bikin desain apalagi bikin iklan, catatan ini sekedar bagian dari besarnya keinginan untuk belajar sekaligus mencoba bikin sesuatu yang (semoga bermanfaat) bisa ngegambarin tentang satu media komunikasi (iklan), namanya ambient media (oia..biar gak terlalu ngawur, kita liat dulu pendapat orang2 tentang AM). Let’s check it out...

Menurut May Lwin dan Jim Aitchison dalam bukunya yang berjudul Clueless in Advertising mengatakan bahwa Ambient media merupakan salah satu strategi beriklan yang tujuan utamanya adalah untuk membangkitkan feeling dan mood konsumen agar merasa nyaman dan suka ketika berinteraksi dengan produk atau layanan yang ditawarkan oleh produsen. Semangat yang dibawa oleh ambient media adalah memberikan memorable expeperience kepada konsumen. Dalam perkembangannya ambient media menjadi sebuah kegiatan below the line yang terintegrasi dengan media. Ambient media juga bisa disebut sebagai media lingkungan.

Menurut Sandra Luxton dan Lachlan Drummond dari Monash University, ambient advertising is The placement of advertising in unusual and unexpected places (location) often with unconventional methods (execution) and being first or only ad execution to do so (temporal).

Menurut Rahina Nugrahani (kakak kelas saya di DKV UM, sekarang dosen di UNS), Ambient media berarti sebuah media pengantar informasi di lingkungan sekitar kita dalam bentuk yang sama sekali berbeda, dimana sebuah brand/merk dapat bersentuhan langsung dan memberikan pengalaman yang tidak terlupakan (memorable experience) kepada audiens.

(Baiklah, kayaknya udah cukup deh…)

Sejauh pengetahuan saya, ambient media merupakan pola beriklan baru yang lahir akibat udah jenuhnya masyarakat ama media iklan konvensional. Media iklan konvensional itu kayak iklan di radio, majalah, koran, brosur, poster, …, dan televisi. Lho kenapa bisa jenuh??jawabnya gini… sadar gak sadar, masyarakat kita ini udah dijejali TUJUH RIBU iklan televisi per-hari atau sekitar 250 RIBU iklan per-bulan, belum lagi iklan di radio, iklan jalanan semacam spanduk yang berjejalan tanpa aturan, billboard, poster, dsb.

Dan kejenuhan itu ada indikatornya kok (kalian juga bisa liat ndiri), contohnya adalah penggantian chanel TV saat iklan memasuki sela acara kesayangan kita (ya kan?gue juga kok), malasnya kita untuk memperhatiin billboard di jalan sekalipun penting, atau ratusan poster yang nempel di dinding-dinding tapi kita kagak noleh barang sederajat-pun. Nah, jika indikator itu udah pada mewabah di masyarakat, maka pada saat itu juga iklan-iklan tsb gak menuhin fungsinya sebagai komunikator sebuah pemasaran produk.

Oleh karena kondisi itulah banyak agency desain pada sadar akan kebutuhan media komunikasi baru yang efektif sekaligus efisien (ingat!!!iklan televisi itu termasuk gak efisien lho), maka lahir-lah ambient media. Ambient berasal dari kata "ambience" yang artinya suasana/mood/atmosfer. Maksudnya adalah iklan yang menggunakan ambient media ini dapat membawa suasana/mood/ atmosfer target audience kepada situasi yang ingin dikomunikasikan oleh si pengiklan.

Ambient media muncul sebagai iklan dengan bentuk yang gak terduga dan begitu dekat dengan keseharian kita, oleh karenanya ketika seseorang melewati sebuah iklan ambient media pasti-lah orang tersebut terngiang-ngiang sampe pikirannya alias membekas dalem. Secara umum Ambient media memberikan surprise effect (efek mengejutkan), dengan tampilan yang unik dan aneh (tapi menarik bgt). Namun -sayangnya- di Indonesia belum begitu banyak ambient media. Biro2 desain yang begitu semangat ama ambient media tidak didukung oleh klien yang lebih memilih aman dalam beriklan (mereka lebih milih beriklan di koran. Radio, atau telivisi). Huh… ya begitulah negeri kita.

Oia.. Pengen tau potret ambient media??ini lho contohnya.


gambar ini dari coloribus.com